Judul Asli: Dead Man’s Folly
Penerbit: GPU
Tahun terbit: 1984
Harga: Rp4.000,00 (seperti yang tertempel di label harganya)
Status buku: Pinjam
Andai saya jadi orang-orang Inggris, saya akan menyingkirkan Hercule Poirot selamanya, soalnya setiap dia datang, pembunuhan terjadi. Nggak cuma satu, tapi TIGA sekaligus! Hihihi… itu yang ada di pikiran saya selama ini. Tapi berhubung saya penikmat aksi Poirot, jadi tentu saja saya justru “berharap” (eh?!) pembunuhannya spektakuler. Semakin membingungkan kasusnya, semakin keren penyelesaiannya.
Coba bayangkan, Permainan Pelacakan Pembunuhan + Hercule Poirot! Plotnya menjanjikan, bukan? Dan tentu saja, Permainan Pelacakan Pembunuhan yang tadinya hanya main-main, berakhir menjadi tragedi. Saya nggak akan cerita bagaimana garis besar ceritanya, karena saya yakin udah banyak yang pernah baca buku ini. Betul?! Saya aja yang telat bacanya.
Saya mau mengeluh, betapa saya kurang menikmati aksi Poirot dalam buku Kubur Berkubah ini. Selain gaya terjemahannya yang jadul (ya iyalah, taun 1984 gituuu hampir 30 taun yang lalu), ya itu tadi, saya kurang menikmati karena aksinya memang kurang alias sedikit alias jarang. Nggak ada paparan panjang lebar dari kejadian satu ke kejadian lain. Mungkin karena Hercule Poirot sudah tua, atau mungkin karena Agatha Christie-nya tidak setajam sebelumnya? Entahlah. Pembunuhnya muncul begitu saja, dan tak seorang pun bisa menebaknya. Seakan-akan Agatha Christie memilih satu karakter secara acak pada menit-menit terakhir dan menciptakan bukti-bukti baru yang tampaknya masuk akal. Endingnya menyedihkan.
(3/5)
Next to read: Catching Fire (The Hunger Games, #2) – Suzanne Collins
Aku udah nggak ingat gimana aksi Hercule Poirot atau Mrs ... (siapagitunamanya) di semua buku Agatha Christy yang ku baca.
ReplyDeleteeh bukan cuman Poirot, tapi semua detektif kayaknya harus diasingkan. Mereka kayaknya hanya bawa masalah. XDD
Ms. Marple, ya Al? Aku kurang suka sama Ms. Marple. Boring... hihi... nenek2 sekali...
ReplyDeleteaku justru suka Miss Marple :D
ReplyDeletedan Tommy & Tuppence.
dan Lady "Bundle".
dan Anthony (kalau gak salah di Pria Bersetelan Coklat).
Hore, komenku tadi gak masup, ya. :(
ReplyDeleteKalo mau yg banyak pembunuhannya, cari Death Comes as the End. Mesir Kuno, settingnya.
Poirot aku OK, Tommy Tuppence, Parker Pyne, Miss Marple, aku juga suka.
Tapi aku benci Lady Bundle! 2 cerita mengenai dia menurutku gak asyik banget. :(
Ternyata selain Poirot ma Miss Marple, Agatha Christie masih punya banyak agen detektif
ReplyDeleteNggak baca semua serinya sih
Iya... Tommy-Tuppence kereeeennn... Aku blm pernah baca Lady Bundle.
ReplyDeleteLady Bundle yang judulnya Rahasia Chimneys (apa gitu ya?).
ReplyDeleteAda 2, Secret of Chimneys ama 7 Dials Mystery. Entah kenapa dua buku itu, akhirnya bikin aku agak2... males. Romance-nya malesin.
ReplyDeleteAku suka Towards Zero dan Moving Finger, entah kenapa di sana romansanya terasa pas bagiku, hihi.
oh aku punya misteri chimney ini. ntar baca deh. Oh, iya, yang paling aku gak suka itu Mysterious Mr. Quin. ihhhhh
ReplyDeleteaku punya semua, mau pinjem yang mana, Nat :D
ReplyDeleteBundle itu bukannya si Tuppence? nama gadisnya kan?
ReplyDeleteah....kalian ini....aku jadi pengen baca ulang Agatha Christie :D
ReplyDeleteOh, kalo tuppence aku sukaaaaaa...
ReplyDeleteBukan Mbak Uci, Tuppence itu beda lagi. Lady Bundle itu berkaitan ama Chimneys, cuma nongol di 2 buku.
ReplyDeleteAku masih suka Mr. Quin, referensi ke Harlequin, biasaaa.
Suka jg Parker Pyne!