What We Read


Thursday, May 19, 2011

Review: Bec - Darren Shan




Seakan tak pernah habis, iblis-iblis bertampang mengerikan terus bermunculan dengan rasa lapar mereka tak pernah terpuaskan. Mereka mendatangi pemukiman penduduk dan menyebarkan mimpi buruk. Menyerang dan membunuh mereka yang lengah. Ribuan korban berjatuhan. Anak-anak, perempuan bahkan pria dewasa sekalipun. Satu demi satu klan musnah. Banyak di antaranya yang hanya menyisakan rumah-rumah tak berpenghuni yang sebagian besar porak-poranda. Hanya mereka yang memiliki persenjataan, kemampuan bela diri, dan sedikit sihir yang nampaknya mampu bertahan. Setidaknya bisa hidup lebih lama.

Adalah Bec, anak perempuan yang dididik menjadi penyihir wanita. Ia diharapkan akan tumbuh besar sebagai peyihir yang cakap yang mampu membantu klan. Daya serap Bec sangat cepat, ia dengan mudah menghapalkan mantera, menyembuhkan mereka yang terluka ataupun memperdaya satu dua iblis dengan sihirnya. Sayangnya, tidak seperti Banba, gurunya, kemampuan sihirnya masih dangkal dan lemah. Sihir yang ia miliki sekarang tidak mampu melindungi seluruh anggota klan.

Suatu hari, klan kedatangan anak laki-laki yang sangat gesit dan mampu berlari sangat kencang. Tak banyak kata-kata yang dapat diucapkannya. Semua pertanyaan hanya dijawabnya dengan cengiran ataupun satu dua patah kata yang diucapkan berulang-ulang. Walau aneh anak ini lah yang mempertemukan anggota kawanan Klan termasuk Bec bertemu dengan pria bernama Drust, seorang druit.

Di bawah pimpinan Drust, Bec banyak belajar mantera baru. Walau mengalami banyak kesusahan, Bec bisa mengasah dan meningkatkan kemampuan sihirnya. Setelah menghabiskan beberapa hari bersama,Bec dan kawanan Klan sepakat untuk memulai petualangan bersama sang druit. Perjalanan menelusuri daerah-daerah berbahaya ini sangat melelahkan. Para iblis pun setiap saat menghantui di setiap kesempatan. Mereka tahu betul bahwa misi yang mereka emban sangat berat. Namun mereka tidak dapat berhenti dan kembali pulang. Karena hanya inilah satu-satunya kesempatan untuk menghalau para iblis, melindungi klan yang tersisa dan mencegah jatuhnya lebih banyak korban. Dan yang jauh lebih penting, menggagalkan tujuan para Demonata.

Sebelum membaca buku ini, sempat terpikir saya akan menemukan beberapa tokoh dari seri sebelumnya. Sayangnya saya tidak menemukan siapa-siapa kecuali sang Demonata dan familiarnya, Vein. Saya sempat bingung dan bertanya-tanya mengenai setting waktu dan tempat. Ternyata ini,telah dipikirkan oleh sang penulis.Di halam terakhir, Darren Shan menjelaskan semuanya. Menjadi alasan mengapa Grubbs, Dervis ataupun Kernel sama sekali tidak disebut-sebut.

Seperti buku-buku sebelumnya, buku keempat ini juga memberikan banyak kejutan. Darren Shan tidak memberi petunjuk sama sekali, kemana ceritanya mengalir. Namun dibandingkan buku yang lain, Bec benar-benar menguras emosi. Saya tidak pernah menyangka akan akhir cerita yang membuat saya menitikan air mata. Untuk pertama kalinya Lord Loss membuat saya patah hati. Dari buku ini juga terlihat dengan jelas, sejak dulu master iblis yang penuh intrik dan licik ini punya ratusan rencana yang telah disusun sangat rapi.

Bec, anak perempuan pertama yang menjadi tokoh utama di buku Darren Shan menjadi tokoh yang paling saya sukai. Tingkah laku dan pemikirannya menjadi salah satu alasan. Seperti ikatan Grubbs dan keluarganya, penggambaran Bec dengan tokoh-tokoh lain juga diceritakan dengan sempurna. Saya dengan mudah bisa merasakan emosi yang terjalin antara mereka.

Untuk penggemar Demonata, jangan sampai melewatkan buku ke empat ini. Karena satu demi satu puzzle dari tiga buku sebelumnya mulai tersusun dan membentuk gambar yang lebih jelas. Dari masalah kutukan keluarga sampai permainan catur yang digemari sang Demonata. Di buku ini juga terjawab mengapa dari tahun ke tahun jumlah iblis tak pernah berkurang. Bahkan ketika kawanan mereka telah banyak dibunuh oleh manusia dalam pertarungan mempertahankan hidup.

Tak sabar rasanya membaca buku selanjutnya.

Cover
Rasanya saya harus berhenti berharap akan menemukan cover yang menarik untuk seri Demonata. Mengingat buku pertama hingga ketiga pun tidak jauh beda. Setidaknya seramnya sosok salah satu Iblis digambarkan dengan baik. Namun untuk cerita yang ditulis oleh Darren Shan, tidak peduli disampul dengan cover yang sangat jelek sekalipun, saya pasti membacanya.

4/5

Penulis: Darren Shan
Penerjemah: Poppy Damayanti Chusfani
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Cetakan: I, April 2011
Tebal: 352 hlm
Sumber: Koleksi Pribadi

Wednesday, April 20, 2011

Review: Daddy Long Legs - Jean Webster




Menurut aturan Panti Asuhan John Grier yang disetujui oleh para dewan pengawas, setiap anak yang telah berusia 16 tahun, harus segera keluar , meninggalkan panti dan dikirim bekerja di suatu tempat. Tahun itu Jerusha Abbott (Judy) adalah salah satu penghuni panti yang mendapatkan giliran tersebut. Ia tidak dapat lagi ditampung di tempatnya tumbuh dan berkembang.Sebenarnya, Judi sama sekali tak punya tujuan. Memikirkan rencana hendak ke manapun tidak terbersit sama sekali. Namun keberuntungan berada dipihaknya, seperti beberapa anak laki-laki di tahun sebelumnya, Judi diberi kesempatan untuk belajar di Perguruan Tinggi.

Sebagai balasan untuk semua biaya hidup dan  kuliah serta uang saku sebanyak tiga puluh lima dolar  yang akan diterimanya tiap bulan, Judi hanya diminta menulis surat setiap bulannya dan mengirimkan kepada pria yang tidak mau disebutkan identitasnya. Judi bahkan tak pernah melihat pengawas panti yang satu ini. Ia hanya sempat melihatnya dari kejauhan. Bayangan yang terbentuk di dinding koridor, membuat pria itu seakan-akan memiliki tungkai kaki yang sangat panjang. Hal itu mengingatkannya pada Daddy Long Legs, nama untuk laba-laba yang memiliki kaki-kaki yang panjang. Nama itu juga akhirnya digunakan disetiap surat yang ditulisnya.

Begitu kehidupan di perguruan tinggi pun dimulai,surat demi surat setiap bulannya pun dilayangkan  Judy untuk Daddy Long Legs. Di setiap lembarnya ia berkisah banyak hal. Dari teman-teman, pelajaran, kegiatan kampus ataupun perkenalannya dengan orang –orang baru.Rasanya Judy tak pernah kehabisan cerita. Selama hampir empat tahun,  tak hanya kisah dan petualangan Judy yang seru dan kadang kocak ini  yang terukir melalui goresan pena di atas kertas yang ditujukan untuk sang pengawas misterius. Namun surat-surat itu juga mengungkap semua mimpi, cita – cita dan juga cinta yang tersirat. 

~~~

Kalau tidak membaca buku ini saya tidak  buku ini, saya mungkin tidak akan pernah tahu asal muasal Daddy Long Legs. Saya juga tidak akan pernah tahu kalau tiga kata itu digunakan untuk menyebut seekor laba-laba. Seperti halnya Judy, Pria misterius yang kerap dipanggil Daddy membuat saya sangat penasaran dan sedikit gemas karena ketertutupannya. Saya tidah heran jika di bulan-bulan pertamanya di kampus, Judy selalu berharapkan surat balasan dari sang pengawas. Namun tidak seperti Judy, di pertengahan cerita, saya mulai dapat menebak-nebai siapa sesungguhnya pria yang tak pernah mempermasalakan uang sepersen pun yang digunakan untuk membiayai kuliah dan membelikan kado untuk Judy setiap natal. Dan benar saja, ketika sampai di halaman terakhir, dugaan saya tidak meleset. Saya senang karenanya, walau masih menyisakan banyak pertanyaan.
Dari surat-surat yang ditulisnya setiap bulan bagaimana sosok Judy mulai terungkap. 

Awalnya saya mengira akan dengan mudah menyukai tokoh utama dalam buku ini. Namun bukannya bersimpati, saya tidak jarang dibuat sedikit kesal oleh beberapa hal. Lihat saja bagaimana ia memutuskan melakukan sesuatu tanpa pernah berpikir dua kali, yang belakangan disesalinya. Mungkin itu juga yang membuat Judy tidak pernah menjadi anak kesayangan Mrs Lippett. Namun saya juga mendapati beberapa hal di diri Judy yang membuatnya istimewa di mata Daddy Long Legs. Sosok yang cerdas, pembawaan yang ceria, kejujurannya ataupun semangat yang meluap-luap. Satu hal yang membuat saya kagum, kata putus asa seakan tak pernah ada dalam kosakatanya. Lihat saja di bab-bab yang menceritakan kegagalannya menempuh ujian. Namun dari semua itu saya sangat suka dengan keingintahuannya terhadap hal-hal baru. Saya sangat menyukai surat-surat yang bercerita tentang buku-buku yang baru dibacanya ataupun pelajaran-pelajaran yang dipelajarinya di kelas.

Selama empat tahun, perubahan pada karakter Judy benar-benar terasa. Lihat saja bagaimana ia mulai melunak terhadap Julia ataupun jalan yang dengan terang-terangan diambil terhadap semua perintah ataupun larangan sang pengawas. Tidak hanya Judy, hal yang sama juga terasa pada karakter Daddy Long Legs.

Ketika selesai membaca buku ini, saya sontak teringat kisah candy-candy. Mungkin mangaka yang karyanya baik manga maupun animasi, yang saya gemari saat sd itu, juga terinspirasi dari buku karya Jean Webster ini. 

Semoga Dear Enemy, buku lanjutan Daddy Long Legs ini akan jauh lebih seru dibanding yang pertama. Karena beberapa kali saya merasakan kisah Judy ini terlalu panjang dan berulang. 

Cover dan ilustrasi
Suka banget ma warna dan  desainnya. Saya berharap ilustrasi di dalamnya akan sebagus sampul depan. Sayangnya yang saya dapatkan adalah ilustrasi yang seolah asal jadi. Namun sering saya dibuat tersenyum karenanya.Setidaknya beberapa gambar cukup mewakili apa yang dikatakan Judy di dalam setiap suratnya terasa lebih lucu. Saya jadi penasaran bagaimana ilustrasi di buku aslinya.  

Saya merekomendasikan  buku ini untuk semua yang menyukai kisah klasik. Kisah Judy dan Daddy Long Legs sangat sayang untuk dilewatkan.

Favorite quotes
" Dia sudah pergi, dan kami semua merindukannya!. Kalau Anda sudah terbiasa pada seseorang atau suatu tempat atau gaya hidup, dan kemudian hal tersebut direnggut dari Anda secara tiba-tiba, maka Anda akan merasakan kekosongan yang menyiksa."
" Yang terpenting adalah bukanlah kenikmatan -kenikmatan berskala besar, melainkan bagaimana kita mampu mengeksploitasi yang kecil-kecil secara maksimal. Saya sudah menemukan rahasia hidup abadi, Daddy, dan rahasia tersebut adalah menjalani hidup yang sekarang ini. Jangan terus menerus menyesali masa lalu atau mengkhawatirkan mada depan; namun raihlah sebanyak mungkin dari yang bisa didapatkan pada saat ini..."

~~~

Judul: Daddy Long Legs
Penulis: Jean Webster
Penerjemah: Ferry Halim
Penyunting: Ida Wajdi
Pewajah isi: Aniza Pujiati
Penerbit: Atria
Cetakan: I, Desember 2009
Tebal: 238 hlm, Koran
Sumber: Koleksi Pribadi

Friday, April 1, 2011

Kerutan Dalam Waktu (A Wrinkle in Time)


Kerutan dalam Waktu (Wrinkle In A Time)
Pengarang: Madeleine L'Engle
Penerjemah: Maria M. Lubis
Penyunting: Ida Wajdi dan Jia Effendie
Ilustrasi: Ella Elviana
Desain Sampul: Aniza
Penerbit: Penerbit Atria, Jakarta
Cetakan I, Agustus 2010
Jumlah halaman: 267 halaman, 13 x 20,5 cm
ISBN: 978-979-024-453-5
4.5 dari 5 bintang


Margaret Murry, yang disapa Meg, bukanlah gadis populer di sekolahnya, bukan juga gadis paling pintar di sekolahnya, walaupun kedua orangtuanya adalah ilmuwan. Dengan penampilan "mengerikan" pada masanya - berkawat gigi dan berkacamata - Meg dianggap anak yang aneh.

Meg punya sepasang adik kembar laki-laki dan seorang adik bungsu laki-laki bernama Charles Wallace berumur lima tahun, yang sering dianggap idiot, karena tidak pernah bicara di depan orang lain. Tapi baik Meg maupun ibunya tahu, bahwa Charles Wallace adalah anak cerdas.
Predikat "aneh" yang disandang oleh Meg semakin lengkap, ketika ayahnya sudah lama tidak pulang. Banyak desas desus mengatakan bahwa ayah mereka, Mr. Murry, melarikan diri dengan seorang wanita lain. Namun Meg, Charles Wallace dan ibunya meyakini, bahwa Mr. Murry tidak sedang melarikan diri.

Suatu ketika, Charles Wallace bercerita tentang seorang asing yang belum pernah didengar oleh Meg maupun ibunya - Mrs. Whatsit, yang tinggal di rumah tua di dalam hutan yang oleh anak-anak desa itu dianggap berhantu. Mrs. Whatsit dan kedua temannya, Mrs. Who dan Mrs. Which adalah makhluk dari planet lain yang mengetahui keberadaan Mr. Murry.

Charles Wallace mengajak Meg menuju rumah "berhantu", menemui ketiga teman barunya yang berwujud seperti nenek-nenek itu. Di perjalanan menuju rumah Mrs. Whatsit, mereka bertemu dengan Calvin O'Keefe, kakak kelas Meg di sekolah, yang populer di sekolahnya dan juga atlet basket. Sebetulnya, sama halnya dengan Meg, Calvin merasakan bahwa dia berbeda dengan anak-anak lain, namun dia berusaha tampil seperti teman-teman sekolahnya.

Ketiga nenek itu mengantar Meg dan Charles Wallace juga Calvin O'Keefe menuju sebuah planet di mana ayah mereka berada, planet Camazotz. Planet tempat ayah mereka dikuasai sesuatu bernama ITU yang mengerikan, kuasa kegelapan yang tidak dikehendaki makhluk manapun di berbagai planet. Untuk sampai di planet lain yang memakan waktu itu, mereka melakukan tesser, semacam proses perpindahan dari satu tempat ke tempat lain dengan prinsip mengerutkan ruang dan waktu. Sehingga, ketika mereka kembali di bumi, seolah-olah mereka tidak berpindah ke manapun.

Ketika akhirnya sang ayah berhasil dibebaskan, Charles Wallace malah jadi sandera ITU. Ketika Meg, Calvin dan Mr. Murry nyasar di planet lain, Meg harus mengambil Charles Wallace kembali seorang diri. Karena hanya Meg-lah yang mampu mengambil Charles Wallace dari ITU. Ada sesuatu yang dapat mengalahkan ITU, yang tidak dimiliki ITU, yaitu cinta.

Buku ini ternyata buku klasik, ya. Hehe, baru tahu saya. Soalnya di situ ada keinginan Meg untuk memiliki mesin tik, alih-alih komputer, untuk memperbaiki tulisannya yang buruk. Hihi. Dan ternyata benar, waktu baca bagian Apresiasi oleh Anna Quindlan (saya nggak tahu beliau ini siapa, maafkan :D), A Wrinkle in Time ini ditulis oleh Madeleine L'Engle tahun 1962. Pantas saja!

A Wrinkle in Time menyiratkan pesan tentang tirani komunis, soalnya ketika Meg, Charles dan Calvin O'Keefe sampai di planet Camazotz, semua bangunan sama, berwarna sama, dengan tata letak sama, susunan yang sama, bahkan gerakan anak-anak bermain pun sama! Dan mereka takut sama ITU.

ITU memiliki pendapat bahwa "Perbedaan menciptakan masalah", yang kemudian dibantah oleh Meg dan berhasil menyelamatkan Charles Wallace dari cengkeraman ITU, karena Meg yang berbeda.

Saya suka buku ini dan akan menjadikannya lebih dari sekali dibaca. Kalo memang nggak tertarik sama Fisika, pasti rasanya njelimet. So far, saya enjoy aja dan malah jadi tahu lebih banyak tentang istilah Fisika dari sini. A Wrinkle In Time sarat dengan kutipan-kutipan yang inspiratif.

Seperti '"Tapi ingat," Mrs. Who berkata, "Euripides. TIdak ada yang mustahil; kita harus berharap akan segala sesuatu." (halaman 78).
Lalu, di halaman 79, "Qui plus sait, plus se tait. Prancis, kalian tahu. Jika seseorang tahu lebih banyak, dia akan lebih sedikit berbicara."

Cover? Saya suka! Cakep!

Thursday, March 31, 2011

Alvin Ho


Alvin Ho - Alergi pada Anak Perempuan, Sekolah, dan Hal-hal Seram Lainnya
Pengarang: Lenore Look
Penerjemah: Ferry Halim
Penyunting: Ida Wajdi
Penyelaras: Jia Effendie
Pewajah Isi: Aniza
Penerbit: Penerbit Atria, Jakarta
Cetakan I, Agustus 2010
Jumlah halaman: 186 halaman, 13 x 20,5 cm
ISBN: 978-979-024-457-3
4.5 dari 5 bintang


Buku ini bercerita tentang seorang Alvin Ho, bocah lelaki keturunan Cina, yang punya masalah dengan alergi. Alerginya bukan alergi biasa. Tapi alergi sekolah, alergi anak perempuan juga hal-hal seram lainnya, seperti elevator; terowongan; pesawat terbang; jembatan; kimchi; wasabi; kegelapan; guru pengganti; dan masih banyak lagi.

Setiap berada di sekolah, Alvin pasti tidak bisa berbicara. Suaranya selalu tercekat dan tidak dapat berkata-kata, tidak mampu membaca, menyanyi bahkan tersenyum pun sulit! Suaranya cuma muncul di rumah, mobil atau di dalam bus sekolah. Tidak hanya itu, Alvin Ho merasa tidak seorang anak lelaki pun mau bermain dengannya. Untuk itu dia berkonsultasi pada kakaknya, Calvin Ho.

Calvin memberi saran Aturan Berteman Menurut Calvin:
1. Bilang HALO.
2. Bilang saja HALO.
3. Bertukar kartu bisbol.
4. Bertukar lebih banyak kartu bisbol.
5. Cuma bertukar kartu bisbol.

Alvin Ho punya teman sebangku perempuan, bernama Flea. Flea adalah gadis yang keren di mata Alvin, karena kakinya panjang sebelah yang menjadikan jalannya terpincang-pincang juga matanya yang sebelah picak, sehingga menggunakan penutup mata. Mirip bajak laut.Flea ini sangat memahami Alvin, bahkan dia punya Buku Tentang Alvin Ho. Flea mampu menerjemahkan setiap ekspresi mata Alvin dan ditulisnya di buku itu. Sayangnya, Alvin tidak suka pada Flea, sehingga dia kerap melakukan hal-hal yang membuat Flea tersinggung. Menurut Alvin, anak perempuan cuma menyusahkan saja. Apalagi ternyata Flea suka membuntutinya ke manapun Alvin melangkah.

Alvin tidak pernah diajak bermain oleh teman-temannya. Pinky, anak laki-laki dengan badan terbesar di kelasnya yang otomatis menjadi pemimpin geng sekolah, tidak pernah menganggap Alvin Ho ada. Dengan begitu, maka anak laki-laki lain pun menganggap Alvin tidak pernah ada. Alvin teringat saran Calvin, untuk bertukar kartu bisbol. Maka, Alvin memberikan kartu bisbolnya pada Pinky - hanya supaya Pinky mau menyertakannya dalam gengnya. Padahal, kartu bisbol itu kan harta karun paling berharga buat Alvin.

Di buku ini banyak adegan yang membuat saya tergelak-gelak. Misalnya, Calvin menyarankan Alvin untuk melakukan Latihan Peregangan Tubuh untuk Mempercepat Pertumbuhan. Alvin bergantung di salah satu dahan pohon di halaman rumahnya, dengan posisi lutut menjepit cabang pohon. Awalnya mungkin belum berasa apa-apa, sampai ketika Anibelly, adik perempuan Alvin, mengingatkan mereka bahwa Mom sedang membuat kue. Anibelly dan Calvin pun bergegas masuk, meninggalkan Alvin yang tergantung di pohon, seperti bebek yang tergantung di jendela toko di Pecinan. Meski Alvin sudah berusaha berteriak, suara teriakannya kalah oleh suara permainan video game dan suara Anibelly yang sedang bernyanyi, "Lalalalalalalalalala.."

Lalu ketika Jules, teman sekelas Alvin, sakit cacar. Meski dilarang untuk mendatangi rumah Jules, Alvin dan teman-temannya malah sengaja mendatangi rumah Jules. Bahkan, Pinky menarik bayaran untuk membolehkan anak-anak menengok Jules. Sehingga, bisa ditebak, semua anak yang nekat main ke rumah Jules tertular cacar. Dan tentu saja ini menghebohkan, karena sekolah sampai ditutup selama dua setengah minggu. Bahkan menjadi berita di surat kabar bahwa ada epidemi cacar air di Concord. Si surat kabar mengatakan...
Korban pertama telah dikarantina secara hati-hati.
Semua anak telah diperingatkan untuk menjauhkan diri.
Bagaimana epidemi bisa terjadi masih tetap merupakan sebuah misteri.

Hahahaha... nggak ada yang tahu, kan, kalo sebenarnya anak-anak itu alih-alih menjauhkan diri dari korban pertama, mereka malah membantu menggaruk bagian tubuh yang gatal dari korban pertama itu.

Oya, akhirnya Alvin memang jadi dekat sama Pinky, gara-gara kartu bisbol. Hanya saja, ketika sudah mulai dekat dengan Pinky, Alvin diberi tantangan yang mustahil dilakukannya, seperti mesti melompat dari atap. Lalu menonton film hantu di ruang bawah tanah, yang padahal Pinky sendiri juga takut - dan jelas-jelas Alvin takut. Tidak hanya itu, mainan kesayangan Dad, Johnny Astro, mainan yang langka, rusak dan membuat Dad begitu sedih. Alvin lalu memutuskan untuk tidak mau bermain lagi dengan Pinky dan dia meminta kartu-kartu bisbolnya kembali.

Oke, Alvin memang konyol. Bertindak "bodoh" demi mendapatkan teman. Yah, siapa sih yang nggak ingin diajak main oleh orang yang tampak hebat di mata orang lain? Apa yang dirasakan Alvin mungkin juga dirasakan sebagian besar anak-anak yang merasa tidak punya teman. Maka, berbagai cara akan ditempuh untuk mengambil hati orang yang dianggap keren itu, supaya dia bisa diperhatikan juga. Sadar ketika ternyata orang yang dianggap keren itu sama sekali tidak keren, setelah terjadi banyak kerusakan. Dan Alvin telah menemukan "hikmah"nya.

Buku ini sudah pasti bakalan saya wariskan untuk Ilman. He must read it. Selain karena tokoh utamanya cowok, buku ini memang inspiratif. Dekat dengan kehidupan nyata seorang anak laki-laki. Dan di bagian belakang buku ini juga ada Daftar Kata alakadarnya Milik Alvin Ho, yang lumayan buat nambah pengetahuan kita. Dari sisi huruf nggak terlalu kecil dan rapat, jadi cukup enak dibaca. Ceritanya mengalir dan cepat sekali bisa saya habiskan. Saya kan termasuk pembaca yang lambreta. Jadi, yah, buku ini membuat saya bangga dengan prestasi saya, yang bisa menghabiskannya cuma dalam dua jam saja :D

Thursday, March 3, 2011

The Wind in the Willows


The Wind in the Willows, buku yang pertama kali terbit tahun 1908 ini bercerita tentang petualangan Tikus Tanah, Tikus Air, Luak dan Katak. Semua petualangan mereka tertuang dalam 12 bab. Bermula dari pertemuan kedua tikus di tepi sungai, petualangan mereka di hutan belantara sampai bagaimana kisah perebutan kembali Puri Katak dari tangan Rase yang jahat.

Dari semua karakter utama, yang paling saya sukai adalah sosok sang Katak. Bawaannya yang riang namun sombong, ceroboh, bahkan sering lupa diri membuat saya menikmati setiap kisahnya. Lihat saja bagaimana ia mengendarai mobil balap ataupun ketika berusaha kembali ke kediamannya dengan menyamar sebagai tukang cuci. Rasa gemas, kesal sampai kasihan bercampur aduk setiap kali bab tentang si Katak berakhir. Kisah katak menutupi beberapa bagian yang sedikit membosankan di buku ini.

Buku yang diterbitkan dalam format hardcover ini juga dilengkapi dengan ilustrasi. Gambar-gambar di setiap bab yang menyajikan ekspresi setiap karakter, sangat mempermudah saya untuk membayangkan bagaimana situasi yang terjadi. Bagaimana takutnya Tikus Tanah saat tersesat di Hutan Belantara ataupun beberapa seringai jahil dari si Katak.

Walau sempat membuat saya bingung karena merasa ada bagian yang hilang, kisah Tikus Tanah, Tikus Air, Luak dan Katak ini tetap mengalir.

Cover
Saya suka gambar dan pilihan warnanya

3/5

~~~

Judul Indonesia: Embusan Angin di Pohon Dedalu
Penulis: Kenneth Grahame
Penerjemah: Rini Nurul Badariah
Peyunting: Nadya Andwiani
Ilustrasi dan Pewajah Sampul: Ella Elviana
Cetakan I: April 2010
Penerbit: Mahda Books
Sumber: Hadiah dari editor

Tuesday, March 1, 2011

The Mediator #3 - Reunion


Judul : The Mediator #3 - Reunion
Penulis : Meg Cabot (c) 2001
Penerjemah : Monica Dwi Chresnayani
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, Januari 2011
Tebal : 259 halaman; 13,5 cm x 20 cm

Susanna adalah mediator, remaja yang bisa melihat hantu dan `mengusir` mereka dengan membantu mereka menyelesaikan 'tugas' yang belum selesai di dunia ini. Buku ini buku ketiga yang terbit dalam seri Mediator karya Meg Cabot.

Kali ini, Suze menghadapi segerombolan remaja yang masuk kelompok paling populer di sekolah saingan sekolahnya, gerombolan yang dijuluki Malaikat RLS oleh kepala sekolah mereka. Yah, keempat remaja itu memang anak-anak yang populer dan berpenampilan sangat menarik, sayangnya mereka sudah mati. Mati karena kecelakaan dan terjatuh ke jurang, suatu malam sepulang dari bersenang-senang.

Tapi benarkah penyebabnya karena kecelakaan, karena mereka masih gentayangan, dan menghantui seorang siswa teman sekelas Suze, Michael. Padahal penyelidikan polisi sudah membuktikan kalau Michael tidak bersalah dalam kecelakaan itu, kejadian itu murni kecelakaan.

Tetap saja, keempat hantu remaja itu terus menerus berusaha mencelakai Michael, yang kalau bukan karena pertolongan Suze, mungkin sudah sejak awal berhasil dibunuh mereka. Berbagai kejadian mulai dari jatuhnya boneka raksasa di mall, sampai terbelit ganggang di laut hampir merengut nyawa Michael.

Berkat bantuan Jess, Suze berhasil berkomunikasi dengan para hantu itu, yang begitu marahnya sehingga tak bisa didekati oleh Suze dan pastor Dome -- yaaa.. si pastor yang juga mediator dong huehehe --

Jadi seperti biasanya, sukses! hahahaha

Yah, gitu aja, banyak sih sebenarnya detil-detil seru yang bikin cerita ini menarik. Dan bahasanya yang juga ringan (dibantu terjemahan yang enak juga), jadi baca buku ini sih sangat menghibur, apalagi kalau lagi capek dan gak pengen baca yang berat-berat. Dan aku juga memang suka sama karakter Suze yang agak penyendiri, cenderung antisosial itu hihihihi :D

Hm, pengen komen covernya jg sih, hihihi, karena rada gak suka juga, kayaknya cewek di cover ini gak menggambarkan Suze yang cool dan antisosial itu, ekspresi wajahnya gak suka ih :P huehehehe

(cross post from : Blog Buku Kobo)

Thursday, February 24, 2011

What I've Read So Far...

...yeah, yeah, just an update. Too lazy to write a review at this moment.

17. Dave Barry in Cyberspace--Dave Barry 4/5

18. Slow Heat in Heaven--Sandra Brown 2/5

19. Dave Barry's Guide to Marriage And/Or Sex--Dave Barry 3/5

20. Babies and Other Hazards of Sex--Dave Barry 3/5

21. The Way Home--Linda Howard 2/5

22. Fantasy in Death--J.D. Robb 4/5

23. Smash Cut--Sandra Brown 3/5

24. Buried Fire--Jonathan Stroud 3/5

25. The Osbournes "Talking"--Bruce Cavanagh 3/5

26. Whistleblower--Tess Gerritsen 2/5

27. True Colors--Jayne Ann Krentz 2/5


Graphic Novel/Comic:

8. Olimpiade Smurf 2/5

9. Lucky Luke: Dalton Selalu Kabur 3/5

10. C.M.B. 14 3/5

11. Rinne 4 3/5

12. A History of Violence--John Wagner & Vince Locke 3/5

13. Kindaichi Private School Murder Vol 1--3/5

14. Kindaichi Private School Murder Vol 2--3/5

15. Historie 4--3/5

16. Meitantei Conan 59--3/5

Wednesday, February 9, 2011

Vampyre Kisses

Synopsis From Goodreads
Vampyre Kisses is an enthralling story about a young woman named Faith, who seems content with her life, but deep down craves more excitement. Then a mysterious man named Trent enters her world and everything changes. Surprising to Faith, Trent is a green-eyed vampire from Ireland. She is even more amazed to find out that she is a witch, and the last of her kind.

Faith learns that she is destined to restore her witch line and becomes more powerful as she gains confidence and knowledge, but danger lurks everywhere -- especially when unknown assailants steal the most important gems from the vampire master and werewolf royalty.

Now surrounded by a world filled with mystifying vampires and werewolves, can Faith gain enough power to help her friends and rescue the stolen gems?


Review
From the title, I can directly guess there will be vampire in this book.I thought it would give me a same legend with what I have got in some book with same genre. But I was wrong. Elizabeth gave me many different things about vampire, werewolf, slayer even witch with her familiar. It looks like opening book which is totally new. I like all her ideas. She wrote the details very well. Nothing stopped me from reading it to the last pages, although in first few chapters, there are some disrupting repetition. But after that the pace was flowing fast and well explained. Another interesting part from this book was the surprises which could be found almost in every chapters. It kept me guessing what happened next.

The story was told by two different point of view, Faith and Trent. There was also from Morgan and one from the sight unseen. I thought it was little bit inconsistent and just too many. But I knew everyone in the book better with this kind of format.

Faith, the main character in this book. She was a fragile, independent woman. Nothing was interesting in her life. she was far from what we mentioned as happy. Those were all things that I could describe about her before Trent, whom Faith fell for, came and everything seemed to changed. From his eyes, I got many new thing about Faith. He himself was one reason why I read this book until the end. It was not difficult to fall for him. I loved the relation between them.

Besides Faith and Trent, I met many characters. It was not hard to distinguish each of them. Although I do not write them here, all I can say is some of them are quite interesting. Let's say Akilah, Max, Oran the Familiar, or even Gordon. You can find them all by reading this book. I recommended this book for those of you who are a big fan of vampire or any supernatural creatures.

Cover
The dark story inside is drawn well in the cover. But I do not get why they chose red rose and put it in front.

4/5

~~~
Author: Elizabeth J. Kolodziej
ebook, 271 pages
Published June 2nd 2010 by Eloquent Books (first published May 11th 2010)
Language: English
Source: ebook from the Author

Wednesday, February 2, 2011

Update Buku... (donna)

Yang sudah kubaca:
14. Krav Maga: How to Defend Yourself Against Armed Assault--Sde-Or, Imi 3/5
Komentar: Hohoho ada cara melindungi diri dari pistol, granat, senapan otomatis. Gila ih, nggak mau deh, tinggal di Israel. :D

15. Sweet Revenge--Nora Roberts 2,5/5
Aku agak kurang sreg karena di sini kerajaan Islam digambarkan dengan negatif, tapi yah, barangkali di Arab memang demikian? Seringnya aku agak sebal dengan karakter cowoknya yang menurutku terlalu maksa. Tapi memang ceweknya harus dipaksa, kali. *bukan tipe penggemar alpha male*

16. Lucy Sullivan Is Getting Married--Marian Keyes 2,5/5
Tokoh ceweknya membuatku kesal, tipe keset. Penulisannya ok. Karakter cowoknya juga lumayan.

Baca Ulang:
7. A Man for Amanda--Nora Roberts
8. Megan's Mate--Nora Roberts
9. (manga) Jinbe--Mitsuru Adachi
10. (manga HQ) The Case of a Confirmed Bachelor--Diana Palmer

Tuesday, February 1, 2011

Update Bacaan Januari 2011 (nat)

Eh, eh, ini buku + komik yang saya baca selama bulan Januari 2011:

  1. Kubur Berkubah, Agatha Christie
  2. Pearl of China, Anchee Min
  3. One Amazing Thing, Chitra Banerjee Divakaruni
  4. Catching Fire, Suzanne Collins
  5. The Hollow, Jessica Verday
  6. Shanaou Yoshitsune 9
  7. Hai Miiko 13
  8. Hai Miiko 14
  9. Hai Miiko 15
  10. Warna Tanah, Kim Dong Hwa

Dan membaca ulang 3 komik:
  1. Short Program 1
  2. Short Program 2
  3. Short Program Girl's Type

Thursday, January 27, 2011

"Asyiknya" Jadi Turis

Judul: The Tourist--Turis
Penulis: Olen Steinhauer
Penerjemah: Siska Yuanita
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Ukuran: 13,5 x 20 cm
Jumlah Halaman: 472
Harga: Rp 65.000
Foto diambil dari www.gramedia.com



Ucapkan kata "turis", dan barangkali bayangan yang berkelebat dalam benakmu adalah waktunya bersenang-senang, mungkin sambil menyesap es teh manis dekat bentangan pantai putih, bersantai menikmati hidup, menghabiskan uang untuk membeli aneka suvenir yang begitu sampai di rumah akan membuatmu bertanya-tanya, "Ngapain sih, beli ginian?"

Turis dalam buku ini bukan seperti itu.

Menjadi "turis" di CIA berarti harus siap menerima perintah yang bisa saja bertentangan sewaktu-waktu, melompat dari satu negara ke negara lain, mengintai orang-orang penting yang dapat membahayakan nyawa, menunaikan berbagai tugas rahasia. Menjadi "turis" berarti tidak punya identitas yang pasti, harus awas sepanjang masa, selalu curiga pada siapa pun yang berselisih jalan denganmu.

Tokoh utama dalam buku ini, Milo Weaver, adalah agen turis yang hebat. Namun semua ada harganya. Ia kecanduan amfetamin, yang membuatnya tetap terjaga. Ia paranoid dan nyaris berpikir untuk mati saja.

Saat ia membantu rekannya, Angela Yates, menangkap atasannya yang diduga melarikan uang jutaan dolar, ia bertemu dengan Tina yang sedang dalam proses melahirkan. Cinta tumbuh di antara mereka, dan akhirnya Milo pensiun menjadi turis dan membentuk keluarga yang bahagia. Anak Tina, Stephanie, menjadi anak Milo juga, karena ayah kandungnya menolak bertanggung jawab. Milo tetap bekerja di CIA, tidak lagi diturunkan ke lapangan. Mereka akan terus hidup seperti itu, normal, keluarga yang saling menyayangi dan peduli.

Begitulah harapannya, namun kenyataan menamparnya. Dugaan bahwa Angela Yates menjadi agen ganda membuatnya kembali mendapatkan "tugas", kali ini untuk menjebak Angela. Namun tiga puluh menit setelah pertemuan Milo dan Angela, Angela meninggal, dan dalam waktu dekat ia berada dalam pelarian karena ia dituduh sebagai pembunuh.

Intrik yang luar biasa rumit mulai tercipta. Milo terjebak antara agen CIA, turis, Homeland Security, FBI, dituduhnya Milo sebagai agen KGB, kaitannya dengan PBB. Atasan yang sangat dipercayainya ternyata mengkhianati, dan ia pun dituduh membunuhnya. Masa lalunya terbongkar, dan keluarga yang ia idam-idamkan selama ini terancam. Apa Milo akhirnya kembali lebur menjadi turis, pindah dari satu tempat ke yang lainnya berkala, agar ia bisa terbebas dari tuduhan itu? Atau apa ia akan menyerahkan diri dengan suka rela agar masih bisa mendapatkan kesempatan untuk bersama keluarganya?

---

Konfliknya rumit, masing-masing pihak "memainkan" pihak yang lain, namun di antara segalanya ada satu yang menjadi dalang. Ciri khas novel mata-mata sepertinya seperti itu. Pembaca tidak akan kecewa kalau mengharapkan beragam aksi dan muslihat juga gerak tipu yang terpapar dalam novel ini.

Aku sangat suka bagian mengenai Buku Hitam. Hanya saja aku sedikit kecewa dengan akhirnya, namun memang seperti itulah yang pas. Kehidupan sebagai "turis" memang luar biasa sulit.

3/5

Update Buku yang Kubaca (Lagi2)

Buku:
11. The Wedding in White--Diana Palmer 2/5
12. The Tourist--Olen Steinhauer 3/5
13. Learning How to Sing--Clay Aiken with Allison Glock 5/5

Komik/Manga:
6. Meitantei Conan 59
7. Genpei War 9

Baca Ulang:
6. Love Beyond Reason--Sandra Brown

Tuesday, January 25, 2011

Magna

    • Molly Jacobs isn't sure what she should do: Should she follow through with stealing some clothes for her friends from Magna the trendy girls clothing store where she works? Or should she do what she knows is right, even if it means losing her newfound popularity? Girls ages 10 to 15 make the choice in this interactive story and see how the consequences change Molly's life. Includes a contract and prayer to remind the reader of the importance of making godly decisions
    ~~~
    Magna is one of the first book that I got from Net Galley. Actually they gave me two different books in one title, Risky Business. I think it will be hard if I have to write the review all at once. So I decided to write each of them. Besides I have not finished the second.

    This is also the first book of Nicole O'dell that I read. The other two books has been published before Magna.

    This book started with Molly and her friends' idea to have a part time job in some place. Getting extra cash and a discount for cool clothes are their aims and Magna was the first place on their list. Because it was well known with its great clothes and accessories. At first everything ran well till Molly got some pressures. She had to take a tough decision. Every option has its own risk and consequences.

    In the beginning ,I liked the main character. Molly was smart and creative young girl. She knew lot of about fashion. But then I started to hate her just because she suddenly turned into clueless girl when the problems hit her. But It did not stop me from reading the next pages. I loved when Molly talked to
    her parents.
    At first I thought they seems so perfect and too good to be true. But still
    I love her parents.
    I enjoy when they shared everything. A good family relation is something that I look up to in fiction book.

    However there is one unnecessary thing included into the plot, it still moved smoothly. I never get stuck. I think I am going to read the Scenario 4.

    Something unique from the book is you can get two different ending

    Cover :
    The girls are cute but I prefer if they are not there. I wonder what will the designer put on the cover if they are not there. But I still fall for its color. The combination is lovely.

    3/5
    ~~~

    Author: Nicole O'Dell
    Reading level: Ages 9-12
    Hardcover: 352 pages
    Publisher: Henry Holt and Co. (BYR);
    First Edition edition: (May 12, 2009)
    Language: English
    Source: Net Galley
    Format: e-book

Monday, January 24, 2011

Wrinkle in Time


Judul : Kerutan dalam Waktu (A Wrinkle in Time)
Pengarang : Madelaine L'Engle
Penerjemah : Maria M. Lubis
Penerbit : Penerbit Atria, Jakarta, Agustus 2010
Tebal : 267 halaman; 13 x 20.5 cm

Margaret Murry, yang biasa disapa Meg, punya sepasang adik kembar, dan seorang adik laki-laki yang masih kecil. Ibu mereka seorang ilmuan, sama seperti ayahnya. Tetapi sang ayah sudah lebih setahun tidak terdengar kabarnya. Orang-orang di kota kecil mereka mulai membicarakan, gosip tersebar, ayah mereka melarikan diri. Tapi Meg dan adik-adiknya tahu, ayah mereka tidak melarikan diri. Sesuatu terjadi, tapi tak seorang pun yang tahu apa, bahkan ibu mereka.

Meg sendiri sering mengalami masalah di sekolah. Dimarahin guru, bertengkar dengan teman. Ditambah dengan menghilangnya ayah mereka, Meg semakin tampak aneh bagi anak-anak lain. Adiknya yang paling kecil, Charles Wallace pun sering dianggap orang idiot, karena dia selalu diam di depan orang lain. Hanya mereka sekeluarga, terutama Meg dan ibunya, yang tahu betapa cerdasnya Charles Wallace. Bahkan kadang-kadang terasa seolah-olah Charles Wallace yang kecil itu bisa membaca pikiran mereka.

Lalu suatu hari, setelah malam yang berbadai, Charles Wallace mengajak Meg untuk mengunjungi rumah yang terkenal berhantu, yang menurut anak kecil itu dihuni oleh tiga orang nenek. Dalam perjalanan, mereka bertemu Calvin O'Keefe, anak laki-laki yang dua kelas di atas Meg, yang selama ini terkenal sebagai atlet basket, anak yang lumayan populer di sekolah mereka. Tapi ternyata, Calvin pun merasakan kalau dia berbeda dari anak-anak lain, hanya saja dia berusaha tampil sama seperti mereka. Bersama Calvin, mereka menemui ketiga nyonya tua itu, Mrs Who, Mrs Whatsit, dan Mrs Which.

Ketiga nenek yang ternyata makhluk dari planet lain, yang mengetahui di mana Mr Murry berada. Dan ternyata, hilangnya Mr Murry berhubungan dengan sesuatu yang mengerikan, kuasa kegelapan yang terus menerus diperangi oleh banyak mahluk di berbagai planet. Bersama para makhluk yang tampil seperti nenek-nenek itu, mereka pun melakukan tesser, proses perpindahan dengan prinsip seperti mengerutkan ruang dan waktu, dan mereka bisa tiba di planet asal ketiga nenek itu dalam waktu sekejap.

Ketiga anak itu pun diantarkan ke planet Camazotz, tempat ayah mereka ditawan, dan mereka harus berjuang melawan ITU, sang penguasa yang menguasai kegelapan. Sayangnya, walau berhasil membebaskan sang ayah, Charles Wallace malah dikuasai oleh ITU. Dan Meg pun harus kembali sendirian ke Camazotz, untuk membawa kembali Charles Wallace, dengan kekuatan yang ada dalam dirinya, sesuatu yang tidak dimiliki oleh ITU, yaitu cinta.

Buku ini sih sebenarnya sudah lama pengen aku baca, kayaknya sejak masih sekolah sih. Kalau gak salah pernah baca tentang buku ini di salah satu novel remaja lain, tapi udah gak ingat di mana hehehe. Waktu itu juga pernah ketemu buku lain karangan Madelaine L'Engle, yang memang menceritakan juga tentang keluarga Murry, tapi karena tahu buku pertamanya itu Wrinkle in Time, jadi gak jadi dibaca, hehehehehhehe.

Yah, kalau mau dipahami tentang teori-teori bidang dan waktunya sih, mungkin capek juga, hihihi, jadinya aku bacanya yah santai aja, menikmati petualangan Meg, Charles Wallace, dan Calvin. Menikmati karakter ketiga anak yang "bukan produk massal" itu :D

Trus, edisi terbitan Atria ini, covernya cantik.... lucu banget, imut :D suka deh hehehe

Update Buku yang Kubaca

Yang sudah kubaca tahun ini:

7. Shiver--Maggie Stiefvater 4/5
8. Courting Catherine--Nora Roberts 3/5
9. A Man for Amanda--Nora Roberts 3/5
10. For the Love of Lilah--Nora Roberts 3/5 (2/5 untuk karakternya, entah kenapa menurutku Lilah ini banyak banget maunya, rada rese)

Komik/Manga:
1. Best Skilled Surgeon 4
2. Lucky Luke--Pelarian Dalton Bersaudara--Morris & Goscinny
3. Lucky Luke--Menyusuri Sungai Mississippi
4. Lucky Luke--Penyerbuan ke Oklahoma
5. Smurf--Sup Para Smurf--Peyo

Baca Ulang:
1. The Witness--Sandra Brown
2. Words of Silk--Sandra Brown
3. MacGregor Brides--Nora Roberts
4. MacGregor Grooms--Nora Roberts
5. The Best Mistake--Nora Roberts

Shiver--Beku, Kisah Cinta yang Menggoda

Judul: Shiver--Beku
Penulis: Maggie Stiefvater
Penerjemah: Caecilia Dian Pratiwi
Editor: E. Dian Anggraeni & Nina Andiana
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Ukuran: 13,5 x 20 cm
Jumlah Halaman: 432
Harga: Rp 55.000
Foto diambil dari www.gramedia.com

Kovernya luar biasa cantik. Dan menjanjikan. Mesti saat pertama kali melihatnya pemikiranku adalah, oh tidak, lagi-lagi kisah cinta dengan serigala jadi-jadian? Namun melihat buku ini memenangkan beberapa penghargaan dan sinopsisnya yang puitis, membuatku segera menyambarnya dari toko buku.

Aku bukanlah bagian dari dunianya... tapi ketika Grace menyebut namaku, menungguku mengikutinya, aku tahu akan melakukan apa pun untuk tetap bersamanya.

Dikisahkan Grace adalah remaja yang pernah digigit serigala saat masih kecil. Pengalaman itu bukannya membuatnya trauma atau malah membenci serigala, malah membuatnya "terikat" dengan salah satu serigala bermata kuning keemasan, yang ketika itu menolongnya. Kedua orangtuanya sibuk dalam dunia mereka sendiri. Jadi bisa dikatakan di usianya yang sekitar 17 tahun, Grace harus mandiri mengurus rumah, menyiapkan makanan (bahkan untuk orangtuanya). Nyaris seharian ia sendirian.

Sam digigit sejak kecil, dan di usianya yang 18 tahun ia jatuh cinta pada Grace. Ketika udara dingin, ia berubah menjadi serigala. Ketika cuaca menghangat, ia menjadi manusia. Kaum serigala jadi-jadian tidak tahu mengapa demikian adanya, atau dari mana asal mereka, yang jelas itulah kehidupan yang mereka ketahui. Manusia yang baru digigit akan berubah-ubah menjadi serigala kemudian manusia, dari tahun ke tahun waktu mereka menjadi manusia semakin singkat, dan pada akhirnya akan menjadi serigala sepenuhnya.

Dan ini tahun terakhir Sam.

Ketika Jack, teman satu sekolah Grace digigit, penduduk setempat menganggap sudah saatnya serigala dibasmi. Dan Sam tertembak. Harusnya suhu cukup dingin di musim gugur itu, namun ketika tertembak ia berhasil berubah menjadi manusia, dan Grace menolongnya. Ia mengenali Sam karena matanya sama dengan mata serigala yang sering ia lihat.

Maka dimulailah kisah cinta gadis yang pernah digigit namun tidak pernah berubah jadi serigala, dan Sam dengan masa lalu kelam dan rahasia yang ia anggap sulit untuk ceritakan pada Grace. Kisah cinta yang khas remaja, namun cukup dalam. Tapi seperti kata-kata klise itu, cinta saja tidak cukup, bukan? Mereka harus berurusan dengan kawanan serigala lain, terutama satu serigala yang merasa dirinya adalah pasangan Sam dan tentunya, tidak suka dengan kehadiran Grace. Juga dengan Jack, serigala jadi-jadian egois yang mengira Grace memiliki obat karena Grace pernah digigit namun tidak pernah berubah. Ada juga masalah dengan kawanan yang lain, manusia yang skeptis dan beranggapan semua serigala berbahaya, sahabat Grace yang digigit Jack...

Apa kisah cinta mereka harus berakhir begitu saja, begitu musim dingin tiba, ketika Sam akan menjadi serigala untuk selamanya?

---

Komentarku: Penulisannya indah. Sederhana dan tidak berlebihan, dan terasa pas untuk sudut pandang remaja. Konflik batinnya juga oke, setiap karakter memiliki beban masa lalu sendiri. Ada beberapa detail yang tidak diceritakan (kalau kutuliskan di sini, jadi spoiler, lebih baik baca sendiri, deh!) dan membuatku bertanya-tanya, lho ini gimana, itu bagaimana nasibnya? Mungkin akan dilanjutkan di buku kedua yang berjudul Linger. Atau tetap akan menjadi loose thread? We'll see.

4/5

Wednesday, January 12, 2011

One Amazing Thing

ONE AMAZING THING

oleh Chitra Banerjee Divakaruni


“Setiap orang punya cerita. Aku tidak percaya setiap orang bisa melalui kehidupan tanpa menemukan setidaknya satu hal.”

Saya mendapat kesempatan untuk mengoreksi buku ini, dan sebenarnya saya enggan menuliskan ulasan buku kerjaan saya. Tapi karena buku ini KEREN, saya merasa terdorong untuk memaparkan kesan-kesan saya ketika membacanya.

Terus terang, ini adalah buku Divakaruni kedua yang saya baca, setelah Mistress of Spices, dan FYI, saya tidak terlalu suka buku itu.

Dari awal, saya sudah merasakan kesan familier dari buku ini, dan kemudian saya teringat bahwa garis besar ceritanya serupa dengan Six Suspect dan Q & A (Vikas Swarup), The Namesake (Jumpha Lahiri), bahkan Biro Jodoh Kaum Elit (Farahad Zama). Dan saya hanya bisa mengambil kesimpulan bahwa orang India pandai bercerita, dan kisah-kisah yang disampaikan terasa sangat membumi. (Satu-satunya penulis India yang bukunya kapok saya baca adalah Salman Rushdie, dan perlu diketahui, saya selalu mengira beliau orang Iran, bukannya India.)

Errr… melantur…

Ayo lanjut. Ceritanya begini…

Ada enam orang… (eh, benar gak ya enam orang? Coba saya hitung dulu…)—Mr. Mangalam, Malathi, Cameron, Uma Sinha, Jiang, Lily, Tariq, Mr. Pritchett, Mrs. Pritchett—dan itu berarti ada SEMBILAN orang… terjebak di sebuah kantor visa di gedung konsulat India akibat gempa bumi. Kesembilan orang ini memiliki latar belakang dan rangkaian kisah hidup yang berbeda-beda, namun mereka dihubungkan oleh satu hal yang sama, yaitu India.

Di tengah suasana mencekam—udara yang semakin menipis, atap yang bisa runtuh sewaktu-waktu, genangan air yang semakin tinggi, kebocoran gas, makanan-minuman-dan-cahaya yang semakin habis—mereka harus bahu-membahu untuk bertahan hidup. Demi mengalihkan perhatian dari hal-hal negatif, dimulailah rangkaian kisah yang dipaparkan secara jujur mengenai kehidupan masing-masing.

Yang membuat saya terkesan pada buku ini adalah setiap karakternya yang memiliki jiwa seakan-akan mereka tokoh nyata. Kisah-kisahnya pun sangat ringan, tidak berbelit-belit, tanpa drama berarti namun sangat manusiawi. Pada setiap paparan demi paparan cerita, pembaca diajak menyelami sudut pandang setiap tokoh, dan akhirnya memahami apa yang membuat mereka menjadi diri mereka saat itu. Dan yang membuat buku ini semakin KEREN, Divakaruni berhasil menutup kisahnya dengan indah.

Ah, saya cinta penulis-penulis India ini…

4,5/5

“Betapa bodohnya manusia bepergian keliling dunia untuk mencari sejarah. Di bawah tulang bahuku dan di atas kepalaku terpampang sejarah paling tua dari semuanya; bumi dan langit.” (One Amazing Thing, Chitra Banerjee Divakaruni)

Monday, January 10, 2011

Water For Elephants

Water for Elephants : Air Untuk Gajah

Penulis: Sara Gruen

Penerbit: Gramedia September 2010

Penerjemah: Andang H. Sutopo

Tebal: 512 hal


Water For Elephants adalah satu dari beberapa buku yang menurutku sangat mengesankan ditahun 2010, sejajar dengan ‘The Thirthteen Tale’, ‘The Help’ dan ‘The House of the Spirits’. Sebenarnya buku ini sudah lama masuk dalam wishlist-ku, kebiasaan membaca review sebelum membeli buku membuat wishlist-ku semakin panjang saja, apa daya tidak semua keinginan bisa didapat dengan mudah, dan betapa senangnya saat buku ini diterjemahkan dan dapat dibeli dengan diskon 25% di togamas, catet !! 25% hihi...

Baiklah…cerita diawali dengan kalimat,

“Umurku Sembilan puluh. Atau Sembilan puluh tiga. Salah satunya.”

Jacob Jankowski terkurung dalam kehidupan masa tuanya disebuah rumah jompo. Merenungi nasibnya yang harus menjalani rutinitas sebagai orang tua yang dilayani oleh para perawat sambil menunggu dikunjungi secara bergantian oleh anak cucunya. Pada suatu pagi Jacob berulah, Ia marah karena salah seorang musuhnya dipanti jompo tersebut membual tentang pengalamannya membawakan air untuk gajah, Jacob berang dan teringat akan masa lalunya, lalu dimulailah kisah petualangan Jacob waktu muda.

Jacob kuliah di fakultas kedokteran hewan, ia akan segera menjadi dokter hewan persis seperti ayahnya. Namun saat akan menghadapi ujian akhir sebuah kecelakan membuat Jacob harus meninggalkan kuliahnya, Ia gagal mendapatkan gelar dokter hewan. Kesedihan membawa Jacob terdampar disebuah rombongan sirkus yang pada masa itu melakukan perjalanan dari kota ke kota menggunakan kereta api. Awalnya Jacob menjadi pendatang ilegal dirombongan sirkus tersebut, namun ilmunya sebagai seorang calon dokter hewan menyelamatkan hidupnya dan akhirnya menjadi dokter hewan resmi rombongan sirkus tersebut.

Kerasnya kehidupan sirkus dari kota ke kota, sempit & pengapnya gerbong kereta api tempat Ia menghabiskan hari-hari sepanjang perjalanan, persaingan dan kebencian sesama pekerja membuat Jacob benar-benar melupakan kuliahnya, belum lagi bekerja di bawah tekanan dengan fasilitas seadanya, serta majikan yang temperamental dan uring-uringan. Namun kecintaannya pada binatang membuatnya terus bertahan, ia hanya ingin melupakan tragedi yang menimpa orang tuanya.

Namun dibalik kerasnya kehidupan sirkus, Jacob diperkenalkannya pada cinta terlarang. Ia bertemu dengan si cantik Marlena, yang selalu anggun melenggang dan berakrobat dengan cantik di punggung Rosie, si gajah yang setia. Gajah yang hanya patuh pada instruksi Jacob, gajah yang dianggap bodoh oleh semua orang.

Buku ini ditulis berdasarkan riset yang mendalam oleh Sara Gruen, diawali saat dia membaca sebuah artikel dari Chicago Tribune mengenai seorang fotografer yang mengikuti rombongan sirkus keliling Amerika pada tahun 1920an dan 1930an. Lalu dilanjutkan dengan beberapa buku yang berhubungan dengan sirkus dan foto-foto sirkus zaman dahulu. Dalam buku ini diselingi foto-foto lama dan beberapa kutipan fakta dan anekdot. Water For Elephants ini masuk ke dalam daftar 10 best books of decade versi about.com

Water for Elephant telah diangkat ke layar lebar dengan judul yang sama, dan mungkin sebentar lagi akan segera tayang di Indonesia, sayangnya saat ngintip trailernya di youtube, belum apa-apa aku udah lemes duluan gara-gara melihat siapa pemeran utamanya *lho!!, yaahhh…seperti yang sudah-sudah film yang diangkat dari buku sering membuatku kecewa, hihi…nonton juga belum, udah protes duluan. Tapi ya sudahlah…buku dan film memang berbeda…kita tunggu saja film-nya. Tapi jangan lupa, baca dulu bukunya…5 bintang deh..:D


-echy-

yang belum menamatkan satu buku pun di 2011

lagi baca The Infinite Plan by Isabel Allende & Into the Wild by Jon Krakauer

Sunday, January 9, 2011

Love Stories - Prom Trilogy: Jake & Christy

Love Stories Prom Trilogy : Jake & Christy
Author: Elizabeth Craft
Mass Market Paperback: 192 pages
Publisher: Bantam Books for Young Readers (April 11, 2000)
Language: English
Source: Borrowed from my friend

From Goodreads:
Christy's mom thinks Jake is the perfect guy for her. Sure, he's cute and smart, but he's also pretty obnoxious. But it just so happens that Christy and Jake's mothers are best friends. That's why when Jake surprised her by asking her to the prom, Christy found herself saying yes. Her mom has been sick for a long time, and she hates to let her mom down, even if it means spending the most romantic night of her life with Jake. But can she really go through with it? It's only one night, but it's a memory for a lifetime


The story is focused on Jake and Christy. They have known each other since they were kids. Their mothers were best friends. They used to share everything untill one day Jake asked Chrhisty out on a date. The first few minutes were fine. But the "disaster "came and ruined all things. After that night, for Christy, Jake was a public enemy number one. Every time they met, there was only an argue and it happened for four years. So standing on their own way was the only solution. Then new chapter for Jake and Christy began when the prom was up.

A light reading.
What I like from this book is the words choice, since I do not read lots of English books. The description of anything is just right. I can get it in first place.

This book is written with Christy and Jake's point of view. So the book let me know what their thoughts about each others. Christy's chapter is my favorite. I like all part when she talked to herself. It looks like she has name for every things. She is a tough and deep girl who would do anything for her family. Actually she is sweet but suddenly changed when it is dealing with Jake.
Jake himself is a nice guy, the one who is reliable. He is good at reading situation and know which step to take. But he becomes so annoying when Christy is around. Seems the honesty word is disappear from their dictionary.

I read lots of YA books but not for this genre. I picked it up spontaneously from the pile of my borrowed-books. Although the ending is so predictable, I enjoyed reading every chapter. I think when I feel tired of any fantasy literature, I would love to read this kind of book.

Cover
I wish I could see the other edition. Unfortunately none found.

3/5